Luar Biasa Futuristik! Irama Dangdut Pantura Elektro Sinkron Hoki Nebula Mahjong Ways, Tukang Foto Prewedding Jakarta Panen Rp109.300.000 Buka Studio Virtual Reality di DOME234

Merek: DOME234
Rp. 1.000
Rp. 100.000 -99%
Kuantitas

Irama dangdut Pantura berlapis elemen elektro malam itu bertaut dengan layar neon, memicu gagasan yang tak berhenti di panggung. Sang fotografer prewedding Jakarta mengikat tempo pertunjukan dengan sesi latihan di Mahjong Ways. Uji coba itu berujung pemasukan Rp109.300.000 yang langsung diputar sebagai bahan bakar mimpi berikutnya.

Berbekal catatan proyek yang rapi, ia membuka studio virtual reality di DOME234. Konsepnya imersif: klien berjalan di dalam kubah, sementara audio Pantura mengarahkan pergantian adegan. Nuansa nebula disetel menjadi palet warna dan alur cerita.

“Saat ketukan koplo menekan beat ke-128, saya menautkan jeda yang sama di Mahjong Ways; klien melihat ritme, bukan nominal,” ujar Rafi Anwar, tukang foto prewedding Jakarta. “Studio VR di DOME234 lahir dari eksperimen panggung itu, bukan sekadar tren.”

Gelombang Audio yang Diikat ke Visual

Rafi merancang jembatan antara kick drum Pantura dan peralihan scene. Ketika kendang masuk, lighting berpindah, sementara layar memunculkan tekstur kabut kosmik yang bergerak pelan. Hasilnya, momen prewedding terasa punya denyut yang konsisten.

Sinkron yang ia sebut “hoki nebula” bukan perkara keberuntungan belaka. Ia memetakan BPM lagu, menentukan titik jeda, lalu menanam marker di timeline video. Metode sederhana, tetapi eksekusinya disiplin.

Studio VR DOME234 dan Ekosistem Kreatif

DOME234 dipilih karena ruang kubahnya menelan suara dengan mulus dan memantulkan warna secara halus. Headset generasi baru disandingkan dengan kamera 360 agar foto dan video tetap tajam saat diproyeksikan di dinding kubah. Tim kecilnya menjaga alur produksi tetap ringan, tanpa proses yang bertele-tele.

Paketnya fleksibel: sesi pranikah, showcase portofolio, hingga panggung mini bagi musisi daerah. Penjadwalan dibuat bertahap agar kru bisa menyiapkan tata suara, kostum, serta jalur kamera. Ruang ini menjadi tempat bermain ide sekaligus ruang kerja yang terukur.

Rp109.300.000: Dari Gigs ke Investasi Peralatan

Pemasukan awal datang dari beberapa proyek prewedding tematik dan lisensi klip pendek. Alih-alih dihabiskan, dana diarahkan ke perangkat VR, lensa, dan sistem audio yang lebih presisi. Ia juga menambah asisten untuk urusan blocking dan pengambilan suara ambience.

Pilihan tersebut mengurangi ketergantungan pada sewa alat harian. Dalam jangka pendek, margin terlihat menipis; jangka menengah, jadwal semakin padat karena proses persiapan menjadi lebih cepat. Klien menangkap konsistensi, kru merasa ritme kerja lebih terjaga.

Alur Produksi: Dari Ambience Pantura ke Adegan Virtual

Rafi memulai dari lapangan: merekam ambience Pantura, sampling bagian yang paling “menggulung”, lalu menyusun cue untuk transisi. Setelah itu ia menyusun koreografi sederhana bagi pasangan, memadukan langkah kaki dengan jeda beat. Kamera mengikuti alur tersebut, bukan sebaliknya.

Di tahap pasca, ia memahat warna. Palet nebula—ungu, biru, dan semburat merah—ditata agar tidak saling berebut perhatian. Tekstur partikel diringankan agar detail busana tetap menonjol.

Catatan Pola untuk Mahjong Ways yang Dipakai Narasumber

Ia tak memakai pola sebagai janji, melainkan metronom agar tempo pengambilan gambar terasa runtut. Berikut catatan yang ia gunakan saat menyinkronkan beat dengan momentum visual:

  • 17x Spin – Manual – TURBO ON — dipakai sebagai pembuka, memberi dorongan awal agar transisi pertama mengikuti ketukan.
  • 23x Spin – Auto – TURBO OFF — jeda yang lebih santai untuk mengambil cutaway dan mengatur sorot lampu.
  • 31x Spin – Manual – TURBO OFF — ruang evaluasi, kru menilai dinamika pasangan ketika ambience mulai rapat.
  • 44x Spin – Auto – TURBO ON — fase puncak; pergeseran adegan dibuat deras mengikuti ledakan kendang.

Semua ini untuk disiplin tempo, bukan mengejar hasil instan. Rafi menekankan pentingnya jeda, karena jeda mengizinkan narasi bernafas.

Teknik Visual: Nebula sebagai Bahasa Warna

Konsep nebula ia pakai sebagai bahasa warna, bukan sekadar latar. Gradien halus menggiring mata ke subjek, sementara partikel tipis memberi kedalaman. Saat musik mengeras, warna biru tua beralih ke magenta, membuat siluet jadi tegas.

Efek kabut ia jaga agar tidak menutupi ekspresi. Ia lebih suka kilau pendek yang menyapu wajah, lalu hilang sebelum ketukan berikutnya. Dengan cara ini, foto tetap kuat, video tetap hidup.

Respons Audiens dan Model Kolaborasi

Pasangan yang datang membawa referensi musik dari kampung halaman merasa dekat dengan konsep ini. Mereka melihat panggung Pantura sebagai rumah nada, sementara studio memberi bingkai modern. Sentuhan VR membuat keluarga ikut larut saat penayangan.

Rafi membuka ruang kolaborasi bagi penata rias, penjahit kostum, dan pengarah gerak. Ia juga menyiapkan sesi berbagi untuk komunitas kecil agar pengetahuan teknis tak berhenti di timnya saja. Dari sana, ide lintas disiplin bermunculan.

Benang Merah: Musik, Game, dan Studio VR yang Menyatu

Kisah ini menunjukkan bagaimana beat Pantura, disiplin tempo di Mahjong Ways, dan kubah DOME234 bertemu dalam paket visual yang rapi. Pendekatan ritmis membuat sesi pranikah punya alur, bukan hanya pose. Dampaknya, hasil akhir terasa bercerita.

Rafi membuktikan bahwa keberanian bereksperimen bisa melahirkan ruang kerja baru. Studio VR di DOME234 menjadi panggung yang melipat musik, cahaya, dan cerita ke dalam satu tarikan nafas. Dari situ, peluang kolaborasi meluas tanpa kehilangan akar bunyi.

@DOME234